Budidaya KrotoPeluang

Macam Media Budidaya Kroto yang Wajib Diketahui Pemula

Biasanya ternak yang ditekuni oleh masyarakat adalah unggas atau hewan-hewan berkaki empat, seperti sapi, kambing, dan kerbau. Tujuan ternak jelas, untuk diambil daging, telur, susu, hingga kulitnya.

Selain macam-macam ternak tersebut, masyarakat juga mulai membudidayakan ternak lain, yaitu kroto atau telur semut rangrang. Mungkin masih terdengar asing, untuk apa memelihara semut?

Di tangan para peternak kroto, mereka dapat mengembangbiakkan kroto hingga menghasilkan keuntungan jutaan rupiah! Bagi peternak pemula pun, menghasilkan jutaan rupiah dari budidaya kroto bukanlah hal sulit.

bambu untuk media budidaya kroto
Bambu, salah satu media budidaya kroto

Cara Budidaya Kroto

Selain niat dan ketekunan, untuk bisa sukses dalam membudidayakan kroto kita juga harus tahu teknik dan perlengkapan yang dibutuhkan. Perlengkapan yang dibutuhkan dalam budidaya kroto sangatlah terjangkau. Sedangkan teknik pengembangbiakannya bisa ditempatkan di alam bebas maupun tempat khusus untuk budidaya.

Ternak kroto di alam bebas

Bibit kroto diambil dari alam, tentunya harganya menjadi murah karena tidak ada biaya pembelian bibit. Biasanya para peternak  mencari telur semut rangrang di malam hari. Berbekal gala panjang dengan jaring dan senter sebagai penerangan, para pemburu kroto siap mengambil telur kroto dari alam.

Peternak kroto dengan teknik ini tidak perlu repot membuat habitat bagi kroto, karena semua sudah tersedia di alam. Ada dua alternatif bagi para peternak dengan model seperti ini, yaitu dengan mengambil untuk digunakan sebagai bibit yang kemudian dibudidayakan sendiri, atau bisa juga langsung menjual hasil perburuan kroto di pasar.

Ternak kroto dengan cara budidaya

Cara ternak kroto dengan budidaya dilakukan dengan membeli bibit kroto. Sebelumnya kita harus mengetahui dimana tempat jual bibit kroto serta harga kroto per kilonya. Harga-harga ini dapat berubah sesuai tren di pasar. Selain itu, anda juga harus tahu beberapa alamat pengepul kroto, sehingga memiliki beberapa alternatif pilihan.

Memang jika membeli dari peternak lain akan membutuhkan biaya ekstra. Namun ada beberapa kelebihan yang didapat dengan membeli bibit kroto, salah satunya bisa mendapatkan bibit kroto yang sudah terdapat semut ratu, prajurit, serta semut pekerja dalam satu tempat.

Dengan adanya semut ratu, prajurit dan pekerja, perkembangbiakan semut akan menjadi lebih cepat. Selain itu jika ada keluhan juga dapat disampaikan kepada penjual.

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, alternatif lain jika ingin membudidayakan kroto tapi tak ingin beli bibit, anda bisa mencari bibit dari alam. Cara ini dapat menghemat pengeluaran biaya untuk bibit. Tapi setidaknya kita harus paham mengenai semut rangrang, serta memahami cara membuat ratu semut rangrang.

Pemahaman tentang semut rangrang

Semut rangrang hidup dengan berkoloni, dimana dalam koloni ini terdapat ratu semut, semut jantan, semut pekerja, dan semut prajurit. Ratu semut merupakan pemimpin dari sebuah koloni atau kerajaan semut rangrang. Tugas dari ratu semut adalah sebagai petelur penghasil kroto. Bentuk ratu semut ini paling besar diantara yang lain dan seperti tawon.
Semut jantan, warnanya kehitaman dan ukurannya lebih kecil dibandingkan ratu semut. Tugas semut jantan adalah untuk membuahi ratu semut agar menghasilkan telur. Namun siklus hidup semut jantan sangatlah singkat, kurang lebih hanya satu minggu.
Dalam sebuah koloni, selian ratu semut juga terdapat semut betina lainnya. Semut betina merupakan semut–semut yang tidak bisa bertelur, yang bertugas menjaga telur kroto hingga menetas. Oleh karena itu, semut ini disebut semut pekerja.
Sementara semut prajurit merupakan semut yang bertugas mencari makan bagi koloninya. Selain mencari makan, semut prajurit juga melindungi keamanan koloni dari berbagai ancaman.
Idealnya dalam sebuah koloni terdapat empat semut tersebut, mulai dari ratu semut, semut jantan, semut pekerja, dan semut prajurit. Keidealan komposisi ini akan membuat kehidupan semut rangrang menjadi seimbang. Sehingga siklus perkembanganbiakannya terjaga dengan baik.
Oleh karena itu, para peternak kroto biasanya tidak memanen kroto dalam sekali panen. Tapi ada waktu–waktu tertentu dipanen dan ada waktu tertentu dibiarkan menetas, sehingga menghasilkan koloni semut rangrang baru.
Meski dalam satu koloni dikatakan ideal memiliki empat macam semut tersebut, tapi bisa juga melakukan budidaya kroto tanpa ratu. Biasanya, ratu semut dan kroto dijual terpisah. Harga ratu semut pun lebih mahal dibandingkan dengan kroto.
Jadi, jika ingin menghemat pengeluaran sementara tidak dapat mencari semut rangrang di alam, anda bisa mencoba budidaya kroto tanpa ratu, melainkan hanya menggunakan semut rangrang saja. Karena ratu semut awalnya juga berasal dari kroto.
Sehingga beternak mulai dari kroto juga dapat menghasilkan ratu semut, dengan catatan perkembangbiakannya dilakukan dengan baik dan benar. Intinya harus selalu telaten, konsisten, serta sabar.

Budidaya kroto dalam toples

Dalam perkembangbiakannya, kroto dapat dibudidayakan di berbagai media. Media atau alatnya pun mudah didapatkan.
Salah satunya yang paling mudah adalah budidaya kroto dalam toples, dimana media untuk hidup kroto adalah toples. Budidaya kroto dalam toples selain harga medianya murah dan mudah didapat, proses panennya pun juga mudah.
Teknik menjual kroto dari budidaya kroto dalam toples juga sangat cepat. Peternak juga dapat mengamati perkembangan kroto dengan mudah, karena menggunakan toples transparan.
Salah satu kelemahan dari budidaya kroto dalam toples adalah wadah yang cepat penuh, karena tempatnya terbatas.

Budidaya kroto dengan bambu

Selain menggunakan toples, anda juga bisa memanfaatkan bambu sebagai media budidaya kroto. Selain bambu, anda juga dapat menggunakan paralon sebagai media budidaya kroto, karena caranya pun hampir sama.

Dengan budidaya kroto dalam bambu, tentu memudahkan anda untuk mendapatkannya, karena harganya relatif murah. Apalagi jika anda tinggal di pedesaan dan mungkin memiliki tanaman bambu sendiri.

Beberapa alasan para peternak memilih bambu sebagai media budidaya kroto adalah karena lebih rapi. Selain itu juga bisa menampung lebih banyak dibandingkan toples.

Sayangnya budidaya kroto dalam bambu menjadikan kroto sulit untuk dipanen dan juga sulit melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan kroto. Hal ini tentu sangat fatal, karena jika tidak diamati dengan baik, kroto bisa terlanjur menetas menjadi semut rangrang. Dengan kata lain, anda mengalami gagal panen.

Bambu juga mudah rusak sehingga harus sering diganti. Ini menyebabkan kroto harus menyesuaikan diri dengan habitat barunya.

Sebagai alternatif lain dalam memilih media budidaya kroto, anda juga bisa memanfaatkan besek atau kardus.

Pakan Semut Rangrang agar Cepat Bertelur

Rangrang tidak bisa disamakan dengan semut biasa yang dapat mencari makan sendiri. Peternak harus memperhatikan pakan semut rangrang agar cepat bertelur.

Biasanya makanan semut rangrang berupa serangga seperti kecoa, ulat hongkong, jangkrik, atau sisa-sisa makanan. Usahakan memberi pakan dengan makanan yang hidup.

Selain makanan tersebut, semut rangrang juga harus diberi minum dengan air gula. Perbandingan air dengan gula yaitu 1:4, dimana gula lebih banyak dari air. Hal ini bertujuan agar semut rangrang sehat, sehingga produktif dalam menghasilkan kroto.

Jika ternak semut rangrang sehat, maka dalam waktu antara 2-3 bulan, kroto sudah dapat dipanen.

Itulah artikel tentang cara budidaya kroto, baik dengan toples, bambu, paralon, kardus hingga besek. Semoga dapat menginspirasi anda. Salam sukses!

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button