Kisah SuksesPeluang
Kerajinan Unik Kaleng Bekas Softdrink
Kerajinan unik kaleng bekas softdrink – Pelaku usaha aksesori berbahan limbah sudah sangat banyak jumlahnya. Seperti Kaleng Lani yang beberapa minggu kemarin sempat saya ulas. Bahan limbah yang digunakan dalam membuat kerajinan diantaranya : kawat, kertas, kain perca, plastik dan kayu.
Namun hal tersebut agak berbeda dengan bahan yang digunakan Taufik (pemilik Artunz Craft) dalam membuat kerajinan berbahan limbah. Ia memanfaatkan kaleng bekas softdrink sebagai bahannya. Kaleng-kaleng tersebut ia sulap menjadi berbagai pernak-pernik, mulai dari bentuk vespa, bajaj dan bemo.
![]() |
Kaleng bekas soft drink bisa digunakan untuk kerajinan unik |
Dari limbah softdrink yang ia sulap menjadi kerajinan unik tersebut, Taufik berhasil meraup omset hingga jutaan rupiah. Seperti apa keunikan produk yang dibuat Taufik ini?
Taufik telah menukuni usaha pernak-pernik kerajinan unik berbahan limbah softdrink sejak tahun 2013. Artunz Craft adalah brand yang ia ciptakan untuk produk tersebut. Terinspirasi dari banyaknya limbah softdrink yang tidak bisa terurai, menggelitik Taufik iseng membuat miniatur vespa dari limbah softdrink.
Sambutan pasar atas kerajinan buatan Taufik cukup memuaskan. Melihat hal ini, ide untuk menciptakan peluang bisnis pun muncul. Dan Taufik pun mulai fokus untuk mengembangkan pemasaran kerajinan uniknya itu ke pasar yang lebih luas.
Baca Cepat
show
Modal usaha Kerajinan Unik Kaleng Bekas Softdrink
Modal yang dikeluarkan Taufik untuk merintis bisnis ini hanya sebesar Rp. 50rb. Uang tersebut digunakannya untuk membeli gunting, lem dan penggaris. Sedangkan bahan baku limbah softdrink ia peroleh dengan memungut di pinggir jalan.
Keahlian Taufik ini diperoleh secara otodidak. Maka wajar jika Taufik sering mengalami trial eror. Setidaknya dibutuhkan waktu hingga 3 bulan bagi Taufik untuk menghasilkan produk yang jauh lebih baik dan menarik.
Prospek dan persaingan
Prospek bisnis kerajinan unik kaleng bekas softdrink ini diakui Taufik akan sangat cerah kedepannya. Terlebih produk yang ditawarkan cukup variatif, unik dan kreatif. Sedangkan dari persaingan, bisnis ini belum banyak memiliki persaingan, sehingga memudahkan Taufik dalam merebut pasar.
Inovasi produk
Bagi sebuah bisnis, inovasi produk sangatlah penting. Hal ini juga dilakukan Taufik dengan membuat variasi miniatur vespa. Diantaranya memberi motif klub-klub sepak bola, motif batik, dan juga menerima pesanan sesuai permintaan konsumen (custom product).
Kendala usaha
Masalah utama yang dialami Taufik dalam merintis usaha kerajinan unik kaleng bekas softdrink ini adalah modal. Selama ini Taufik seringkali kewalahan menerima orderan dari berbagai daerah. Untuk memenuhi semua permintaan itu, tentu Taufik membutuhkan karyawan agar proses produksi berjalan dengan cepat. Namun karena terbatasnya modal, selama ini Taufik masih mengerjakan semua proses produksi seorang diri.
Pemasaran
Rumah produksi Taufik dalam membuat kerajinan unik kaleng bekas softdrink ini berada di Jl. Almagfiroh RT 05/04 No. 64 Condet Balekambang, Kramat Jati Jakarta Timur. Dari rumah ini, Taufik bisa menghasilkan berbagai produk limbah softdrink yang ditawarkan mulai harga Rp. 50rb sampai Rp. 150rb, tergantung tingkat kesulitan dalam membuatnya.
Di rumah produksi tersebut, setiap harinya bisa menghasilkan 10 miniatur produk dengan berbagai model. Biasanya untuk 1 miniatur memerlukan 4 kaleng softdrink. Diperkirakan omset yang dicapai Taufik sekitar Rp. 10 juta per bulan dengan keuntungan mencapai 75%.
Taufik melakukan promosi dengan menawarkan langsung ke teman-temannya dan juga melalui media online seperti facebook dan instagram. Taufik juga seringkali melakukan pelatihan-pelatihan produk daur ulang, baik untuk kalangan sekolah ataupun masyarakat umum.
Untuk mengikuti pelatihan, Taufik mematok harga Rp. 300rb/orang untuk masyarakat umum dan Rp. 25rb/orang untuk sekolahan. Harga yang ditawarkan ini sudah termasuk bahan baku dan peralatan. Selain itu Taufik juga aktif mengikuti pameran atau bazaar yang diselenggarakan di tingkat kota sampai nasional.