Tips

Ingin Buka Warteg? Inilah Kiat Suksesnya!

Warteg atau Warung Tegal adalah warung makan yang menyediakan menu berbagai macam masakan. Disebut Warung Tegal karena memang dulu pengelolanya adalah orang Tegal yang merantau ke Jakarta, yaitu warga Desa Sidapurna, Sidakaton, dan Krandon. Ketiga desa ini berada di Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Konsep warung tegal adalah warung makan murah yang menyediakan berbagai menu masakan. Biasanya menu di tampilkan di etalase atau rak kaca agar pelanggan tinggal menunjuk masakan mana yang ia pilih. Ada juga yang modelnya prasmanan, jadi pelanggan tinggal ambil sendiri makanan yang mereka inginkan.
Warteg Warmo / gambar via tripadvisor.co.uk
Mulai dari para pekerja, buruh, mahasiswa, anak kost sampai para pegawai kantoran pun banyak yang menjadi pelanggan warung tegal ini. Meski harganya sangat terjangkau, cita rasanya tak bisa dikesampingkan. Cocok untuk lidah orang Indonesia.

Keuntungan usaha warteg

Tapi jangan salah, meskipun menjual makanan dengan harga murah dan kebanyakan sasaran pelanggannya masyarakat ekonomi menengah ke bawah, profit yang dihasilkan per bulan bisa mencapai Rp 5.000.000 bahkan lebih.

Misalnya saja, perhari pengusaha mendapatkan profit Rp 200.000, dalam sebulan jika ia buka warung terus, maka profitnya bisa sampai Rp 6.000.000. Dan dalam satu tahun bisa mendapatkan profit Rp 72.000.000, lebih dari Rp 50.000.000!

Tentu ini bukan angka yang sedikit. Hanya perlu modal pandai memasak dan warung. Warung pun tak perlu besar seperti restoran, yang penting nyaman dan bersih. Sehingga seringkali tak hanya masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang menjadi pelanggan, kalangan masyarakat menengah atas pun tak jarang makan di warteg.

Ada seorang pengusaha warteg asal Tegal bernama H Karjo. Beliau adalah pengusaha warteg asal Kelurahan Kalinyamat Kulon, Margadana, Kota Tegal. Di desanya, ia merupakan orang terpandang karena kesuksesannya. Tak main-main, rumahnya pun besar bagai istana. Mobil mewah pun berjajar di garasi rumahnya. Tentu nilai dari hartanya ini lebih dari satu miliar.

Kesuksesannya ini diraih berkat usahanya di bidang kuliner, yaitu warteg. Awalnya beliau datang ke Jakarta pada tahun 1972 dan menjadi pedagang asongan. Kemudian, ia mendirikan warteg, dimulailah kesuksesan H Karjo ini. Kini, beliau memiliki tiga buah warteg yang ada di Kemurnian, Jakarta Barat, dan Glodok. Model warteg H Karjo adalah prasmanan.

Untuk yang berminat dengan bisnis warteg, silakan ikuti tips ini :

  1. Modal awal yang mencukupi.
  2. Lakukan analisis pesaing di bidang yang sama.
  3. Tetapkan sasaran pembeli.
  4. Tetapkan biaya-biaya, misalnya biaya tenaga kerja, peralatan, listrik, air bersih, transportasi, dan biaya lainnya.
  5. Pilih tempat yang strategis. Lebih tepat berada di pinggir jalan, agar mudah dijangkau oleh pelanggan.
  6. Mengetahui daftar belanja dan bahan baku.
  7. Siapkan menu makanan bervariasi dengan harga yang murah.
  8. Lakukan pengorganisasian usaha yang jelas.
  9. Mengurus izin usaha dari RT/RW serta keamanan setempat.
  10. Persiapkan mental dengan mantap, hilangkan keraguan dan ketakutan.

Related Articles

8 Comments

  1. trimaksih kesempatannya saya santoso domisili di Bandung, berapa tenaga kerja yg dibutuhka untuk mengelola WARTEG, adakah tenaga kerja yg siap menjalankan bisnis WARTEG.
    mungkinkah kalo saya sebagai penyandang dana dan siap bekerja sama serta berbai hasilnya.

  2. Halo Pak Santoso :)…
    Menurut kami, untuk awal pembukaan warteg dibutuhkan 5 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut : 1 untuk mengambilkan pesanan pelanggan dan kasir, 1 untuk cuci gelas piring, 1 untuk pelayan, 2 untuk memasak.

    Bisa saja anda menjadi investornya pak. Cari orang yang tepat untuk mengelola dana investasi anda. Sebelum memulai, jangan lupa untuk mengikuti tips sukses usaha warteg di atas. Salam sukses 🙂

  3. Lebih bagus mana utk lokasi warteg di pinggir jalan atau di sekitar perkantoran ? Kalau di perkantoran mungkin bagus tapi sabtu minggu pasti sepi dan malam hari juga mungkin tidak ada pembeli, tapi kalau di pinggir jalan keseharian nya pasti tidak seramai di perkantoran. Mohon pencerahan nya

  4. @Unknown : Menurut selera saya dan kebanyakan orang, menu yang wajib disajikan warteg yaitu : tempe orek, telur dadar, usus ayam bumbu kuning, tempe mendoan, tahu bakso, sambel goreng kentang, kikil, kerang, tumis kangkung dan ati ampela.

    Untuk modal awal saya rasa Rp. 5 juta cukup, dengan catatan anda membukanya di teras rumah, sehingga tak perlu sewa tempat. Itung-itung sambil tes pasar. Modal awal tersebut digunakan untuk beli bahan dan desain tempat. Tak perlu mewah dulu, asal nyaman, masakan enak, pengunjung pasti suka.

  5. @Octo (30 Jan 2019) : Halo Pak Octo :)….Menurut saya lebih bagus di dekat perkantoran yang lokasinya juga berdekatan dengan lokasi car free day. Sehingga minggu bisa tetap ramai karena target utamanya orang-orang yang sedang car free day.

    Buka juga layanan pesan antar via online, entah WA, BBM, Line dan sebagainya, sehingga tak hanya mengandalkan konsumen kantoran saja, terlebih jika kantor sedang libur.

  6. saya mau tanya bagaimana mengelola makanan yang tidak habis dijual hari itu? apa diolah lagi yang masih bisa tentunya atau disumbangkan ke pihak yang membutuhkan? mohon pencerahannya

  7. @Uknown 3 April 2019: Menurut hemat saya, untuk yang benar-benar masih bagus, tidak busuk & masih layak, lebih baik diolah lagi. Kalau memang sudah tidak bisa diolah, bisa diberikan kepada tetangga atau orang yang membutuhkan. Tapi kalau ternyata sudah tidak bisa diolah, tak layak diberikan orang lain, lebih baik berikan kepada ternak, terutama ayam. Karena ayam termasuk hewan pemakan segalanya. Sehingga makanan tidak terbuang sia-sia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button