Tips

Faktor Penentu Keberhasilan Bisnis Baru

Dalam sebuah bisnis tentu harapannya adalah keberhasilan. Namun adakalanya keberhasilan tersebut dimulai dari sebuah kegagalan, apalagi sebuah bisnis baru atau seringkali disebut start up. Hal mendasar yang menjadi pembeda antara yang berhasil dan yang gagal adalah keberhasilan dalam berfikir secara entrepreneurship selama proses belajar mereka.
Meski terlihat mudah, namun seringkali para pengusaha baru ini gagal dalam sebuah pola pikir kewirausahaan yang sejati. Inilah kegagalan fundamental atau dasar yang seringkali membuat usaha yang dijalankan menjadi sia-sia.
memulai bisnis baru

2 Faktor penentu keberhasilan sebuah bisnis baru

Faktor pertama adalah kemampuan melihat setiap peluang. Dalam pola pikir entrepreneurship, seseorang harus peka terhadap segala peluang baru yang ada di depannya. Ketika seseorang memiliki kebiasaan berfikir seperti itu, maka secara otomatis orang itu akan terus memikirkan peluang baru bagi usahanya.
Sangat menarik apabila seseorang terbiasa berfikir tentang berbagai peluang masa depan. Ia akan mempersiapkan dirinya dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan karena ia sedang mencoba merancang masa depan usaha yang baru dimulainya.
Ide-ide baru yang muncul tak sebatas berasal dari riwayat data-data perjalanan usahanya, namun lebih kepada perkiraan tren yang akan terjadi di masa depan. Setiap masalah yang muncul dalam perjalanan usahanya akan dianggap sebagai kesempatan munculnya perubahan yang membawa kepada peluang bisnis baru.
Faktor penentu kedua adalah inovasi. Kebanyakan para pengusaha baru gagal menghubungkan ide usaha mereka kepada penerimaan pasar. Ketepatan membaca peluang pasar adalah faktor utama dalam keberhasilan sebuah inovasi bisnis.
Jika terjadi kesalahan inovasi, jangankan menembus pasar lama, membuat pasar baru dengan inovasi yang dianggapnya bagus pun tidak akan bisa.

Related Articles

2 Comments

  1. Resiko sudah pasti ada. Bahkan ada yang bilang bahwa no pain no gain. Resiko bisa diartikan pain (rasa sakit), sakit karena resiko, kegagalan misalnya. Jika tak pernah gagal, maka bisa saja tak pernah tahu bagaimana caranya berhasil, dimana keberhasilan akan menghasilkan gain.

    Bukan berarti kita harus selalu melawan resiko. Namun dengan menjelajahi pengetahuan akan bisnis baru yang kita pilih, setidaknya kita bisa meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dengan manajemen resiko yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button