Tips

Cara Sederhana Bebas dari Utang

Hutang memang menjadi beban bagi kita. Namun, bukan berarti lantas dibiarkan begitu saja, atau malah tidak dibayar sama sekali. Karena kita sudah berani berhutang, tentu kita juga harus berani melunasinya. Ada beberapa tips yang bisa anda ikuti agar terbebas dari hutang.
ilustrasi hutang


Enam tips sederhana terbebas dari hutang

  1. Siapkan dana darurat (cadangan)

    Dalam banyak kasus, bagi yang sudah berhasil menekan keinginan membeli
    barang konsumtif, ternyata bisa juga terjerat oleh utang. Dan, biasanya
    ini adalah utang yang sifatnya mendadak, misalnya utang berobat ke rumah
    sakit yang biayanya terkadang tidak sedikit. Untuk itu, sediakan dana cadangan
    secepat mungkin. Anjurannya, minimal Rp10 juta, selalu tersedia di
    brankas atau bank terdekat.


    Kalau belum punya bagaimana? Segera cari barang yang sudah tak
    terpakai, jual! Masih kurang? Coba kumpulan uang receh yang biasanya
    kita geletakkan sembarangan. Dan, masih banyak cara lain yang intinya,
    dengan disiplin, pasti kita bisa mengumpulan uang sejumlah angka minimal
    yang dianjurkan itu.

  2.  Siapkan dana kebutuhan hidup darurat

    Dana kebutuhan hidup darurat ini mirip dengan dana darurat. Yang
    membedakan ini ditujukan untuk “membayari” kebutuhan sehari-hari, jika
    terjadi kondisi di luar perkiraan, seperti berhenti dari kerja
    tiba-tiba. Besarnya simpanan yang dianjurkan adalah minimal tiga hingga
    enam bulan dari jumlah kebutuhan bulanan. Ini dianggap angka yang “aman”
    karena semasa tiga bulan, kita seharusnya sudah bisa mendapat uang
    rutin (baca: gaji atau penghasilan) yang kembali bisa menghidupi kita.
    Dengan punya dana semacam ini, kita akan terhindar kembali berutang
    untuk membayari ongkos hidup kita.

  3. Susun skala pembayaran hutang

    Jika ada utang yang sifatnya kurang
    produktif, misalnya utang untuk membeli barang yang sifatnya tren,
    gadget, dan sejenisnya, segera prioritaskan untuk membayarnya. Jika
    memungkinkan, atur jadwal pembayaran masing-masing utang, sesuai dengan
    pemasukan yang kita terima. Namun jangan sampai mengganggu uang yang
    kita keluarkan untuk biaya kebutuhan sehari-hari (agar jangan muncul
    utang baru lagi). Segera lunasi jika memungkinkan dan jangan pernah
    terlambat membayar karena itu hanya akan makin membebani kita dengan
    bunga kredit.
  4. Sisihkan minimal 10% untuk kebutuhan masa depan

    Saat menerima penghasilan, segera
    sisihkan minimal 10 persen untuk disimpan atau diinvestasikan. Untuk
    jumlah ini, banyak perencana keuangan yang punya pandangan yang
    berbeda-beda. Namun, yang pasti, semua sepakat bahwa dari penghasilan
    harus selalu ada bagian yang disisihkan di depan, bukan sisanyavuntuk
    disimpan atau diinvestasikan. Dengan cara ini, ke depan, apa pun bentuk
    simpanan itu, pasti bisa dimanfaatkan. Tentu, hasilnya bisa beda-beda
    setiap orang, tergantung di mana menyimpannya atau menginvestasikannya,
    termasuk berbeda pula risikonya.

  5. Siapkan dana pendidikan

    Jika mempunyai anak yang masih kecil,
    sudah saatnya kita memikirkan juga untuk masa depannya. Karena itu,
    sangat dianjurkan untuk memiliki simpanan yang diinvestasikan di depan
    untuk membayar pendidikan anak kita. Salah satu “investasi” yang bisa
    disiapkan untuk pendidikan adalah dengan menabung emas. Kenaikan harga
    emas akan
    menjadikan emas menjadi instrumen investasi yang cukup aman untuk
    menyiapkan dana pendidikan anak di masa depan.
  6. Siapkan dana kebutuhan membeli rumah

    Rumah adalah kebutuhan pokok. Karena
    itu, pembelian rumah biasanya sangat memengaruhi tingkat pengeluaran.
    Apalagi, dengan kenaikan harga properti dari tahun ke tahun. Karena itu,
    jika ada uang lebih, segeralah sisihkan untuk membeli rumah, meski
    dengan mencicil sekali pun. Sebab, jika tidak segera, selain uang muka
    terus naik, jumlah cicilan pun akan terus ikut terkatrol. Jika
    memungkinkan, bayarlah rumah dengan uang muka yang lebih besar sehingga
    mengurangi angka cicilan. Dengan begitu, beban yang harus dipikirkan
    untuk membayar utang rumah bisa lebih ringan.

Selain cara di atas, cara paling sederhana dan ampuh sebenarnya adalah dengan tidak berutang.
Kelakar? Bukan! Sebab, pada dasarnya, utang salah satunya biasa muncul
karena ada keinginan yang tak sesuai dengan kemampuan. Jika kita sudah
berhasil menekan hal itu, niscaya kita tak akan terjerat dengan utang
yang tidak produktif.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button