Kumpulan Ide Bisnis Kreatif dan Peluang Usaha Terbaru

Cloud Hosting Indonesia

Keuntungan 83% Dari Budidaya Buah Naga

Budidaya buah naga semakin berprospek seiring banyaknya masyarakat yang menggemari buah yang dalam bahasa inggris disebut dragon fruit ini, baik untuk konsumsi sendiri maupun dijadikan parcel. Bahkan sekarang ini mulai bermunculan varietas buah naga dengan kualitas dan manfaat yang jauh lebih baik.

Asal tanaman buah naga adalah Amerika Tengah, Meksiko dan Amerika Selatan. Buah naga dibawa oleh orang-orang Portugis ke Vietnam pada abad 18, kemudian menyebar ke Thailand dan Taiwan. Tanaman yang juga dikenal dengan nama kaktus madu ini mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1996, dan mulai dikenal luas sekitar tahun 2000.
Buah naga

Budidaya buah naga di Indonesia

Di Indonesia ada 4 jenis buah naga yang dibudidayakan, yakni : buah naga kulit merah dengan daging putih (Hylocereus undatus), kulit kuning daging putih (buah naga kuning - Hylocereus megalanthus), kulit merah daging merah (Hylocereus polyrhizus), kulit merah daging super merah/super red (Hylocereus costaricensis).

Dari keempat jenis buah naga tersebut, yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah naga super red atau juga dikenal sebagai buah naga daging ungu. Buah naga super red mengandung banyak vitamin B, C, zat besi dan betakaroten (provitamin A), serta zat gizi lainnya.

Manfaat mengkonsumsi buah naga

Buah naga memiliki banyak khasiat yang bagus untuk kesehatan tubuh kita. Antara lain dapat menurunkan kolesterol, menurunkan demam berdarah, menyeimbangkan kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, mencegah kanker usus, menguatkan fungsi ginjal, tulang dan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mencegah pendarahan, sebagai obat keputihan, mengobati hipertensi, sembelit dan memperhalus kulit wajah.

Prospek dan persaingan budidaya buah naga

Buah naga termasuk usaha agribisnis yang memiliki prospek sangat bagus. Hal ini terlihat dari banyaknya buah naga impor berbagai negara yang masuk ke Indonesia. Dengan kata lain, permintaan buah naga di Indonesia sangat tinggi.

Hal ini tak lepas dari tingkat kepedulian masyarakat akan kesehatan dan buah naga adalah salah satunya buah yang sangat baik untuk kesehatan, sehingga peluang budidaya buah naga semakin besar.

Menurut ABNI (Asosiasi Buah Naga Indonesia), saat ini keberadaan buah naga impor yang ada di pasaran lokal mencapai 85%. Kebanyakan supermarket menyediakan buah naga yang berasal dari Thailand, China, Vietnam dengan harga yang lebih murah dari buah naga lokal dengan selisih antara Rp. 5 ribu - Rp. 6 ribu.

Padahal kualitas buah naga impor yang ada di supermarket tersebut tidak lebih baik dari buah naga lokal. Dengan artian buah naga lokal jauh lebih baik. Masyarakat hanya tahu jika harga buah naga di supermarket lebih murah, tanpa memperhatikan kualitasnya.

Untuk mengatasi hal itu, pemerintah kini tengah membantu dengan mengadakan berbagai pelatihan usaha budidaya buah naga, mulai dari pembibitan buah naga (breeding) hingga memfasilitasi pengadaan pameran pertanian.

Agar tidak terus menerus mengimpor bibit, pemerintah bekerja sama dengan para breeder untuk menghasilkan bibit buah naga kualitas terbaik. Namun jangan sampai salah ya, kami tidak melayai jual bibit buah naga :)

Syarat iklim budidaya buah naga

Salah satu kelebihan buah naga adalah ketahanan simpannya yang cukup lama meski tanpa perlakukan khusus pasca panen. Kulitnya yang tebal merupakan pelindung dari berbagai benturan, udara, air atau apapun yang menjadi penyebab busuknya buah.

Budidaya buah naga tergolong mudah dengan perawatan yang minim. Bahkan tanaman buah naga super red bisa ditanam secara tabulampot (budidaya buah naga dalam pot). Tampilan bunga yang cantik dan buah yang menarik membuat pohon buah naga super red juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Kebun-kebun buah naga banyak terdapat di Karimun Kepulauan Riau, Kota Batam, Kota Pekanbaru, Padang Pariaman, Bogor, Sukabumi, Sumedang, Pati, Kendal, Sukoharjo, Kulonprogo, Pasuruan, Jember, Kalimantan barat, Kalimantan Timur hingga Sulawesi Selatan. Kota-kota tersebut menjadi pusat penanaman buah naga di Indonesia.

Cara budidaya buah naga

Teknik budidaya buah naga kini mulai diarahkan ke tren organik, karena masih banyak ditemui budidaya buah naga yang dilakukan secara anorganik. Dengan cara organik bisa dihasilkan buah naga dengan berkualitas lebih baik, salah satunya bisa tahan hingga 10 hari ketika disimpan dalam suhu ruang, sedangkan ketika disimpan dalam kulkas bisa tahan hingga 1 bulan.

Cara menanam buah naga ala organik akan menghasilkan buah yang lebih sehat tanpa menyisakan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh dan lingkungan. Pupuk buah naga yang digunakan juga organik (kotoran hewan dan sisa tanaman), sehingga biaya produksinya pun menjadi lebih murah.

Harga buah naga organik di pasaran lebih tinggi dibandingkan buah naga anorganik. Selisihnya antara Rp. 5-10 ribu/kg. Pemeliharaannya yang mudah serta biaya produksi yang rendah, membuat keuntungan budidaya buah naga secara organik jauh lebih tinggi.

Keuntungan budidaya buah naga

Pelaku budidaya buah naga super red bisa meraup keuntungan hingga 60%. Ada juga yang bisa meraup keuntungan hingga 83%. Keuntungan sebesar itu didapat dari jenis buah naga hitam, salah satu varietas baru yang sedang naik pamor, dimana pengembangnya adalah Prof. DR. Ap Kusumaningrat, PhD, seorang dosen kewirausahaan di Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jawa Timur.

Demikianlah artikel dari saya mengenai budidaya buah naga. Bagi anda yang sedang mencari tips budidaya buah naga pdf, silakan menghubungi contact person kami, agar kami mengubah format artikel ini ke pdf untuk anda.

Mungkin akan lebih baik jika saya juga memberikan video cara menanam buah naga demi kelengkapan artikel ini. Namun mohon maaf untuk hal itu kami belum bisa menyediakannya.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi :)

Tag : Peluang
0 Komentar untuk "Keuntungan 83% Dari Budidaya Buah Naga"

Silakan bertanya dan berdiskusi tentang artikel di atas pada kotak komentar di bawah ini. Sebelum itu, pastikan anda sudah membaca artikelnya terlebih dahulu.

Back To Top